6 Perbedaan Rapid Test dan PCR Swab, Bagaimana Prosedurnya?5 min read
Virus corona telah mengubah banyak hal. Meski sudah beberapa bulan sejak kasus pertama COVID-19 terdeteksi di Indonesia, masih banyak yang belum mengetahui apa perbedaan rapid test dan PCR swab.
Padahal, sangat penting mengetahui apa perbedaan rapid test dan PCR swab karena dua metode tersebut adalah cara untuk mendeteksi virus corona.
Apalagi, sekarang kita kalau ingin bepergian harus menunjukkan surat keterangan bebas COVID-19 dari rumah sakit berupa hasil tes PCR negatif (berlaku 7 hari) dan hasil uji rapid test non-reaktif (berlaku 3 hari).
Daripada bertanya-tanya, langsung saja kita simak apa perbedaan rapid test dan PCR swab, mulai dari definisi, sampel yang dites, kelebihan dan kekurangan, hingga prosedur tesnya.
1. Apa Itu Rapid Test dan PCR Swab Test?
Sebelum membahas lebih lanjut apa perbedaan rapid test dan PCR swab test, kita harus mengetahui lebih dahulu definisi dari masing-masing metode tes tersebut.
Rapid test adalah metode skrining awal untuk mendeteksi antibodi, yaitu IgM dan IgG, yang diproduksi oleh tubuh untuk melawan virus corona. Antibodi inilah yang dibentuk oleh tubuh apabila terpapar virus corona.
Jika seseorang kemungkinan terkena virus corona, antibodi tersebut akan terdeteksi dalam tubuhnya. Namun, pembentukan antibodi ini tidak instan dan membutuhkan waktu hingga beberapa minggu. Oleh karena itulah, keakuratan rapid test bisa dikatakan rendah.
Jadi, fungsi rapid test hanyalah sebagai skrining awal, bukan untuk mendiagnosa infeksi virus corona atau COVID-19.
Sementara itu, PCR swab test corona adalah pemeriksaan yang dilakukan untuk mendeteksi virus corona. PCR sendiri kepanjangan dari Polymerase Chain Reaction.
Bedanya dengan rapid test, petugas medis akan mengambil sampel dari saluran pernapasan ketika melakukan PCR swab. Sampel tersebut diambil dari hidung atau tenggorokan.
Sampel ini kemudian akan diperiksa di bawah mikroskop untuk mendeteksi ada atau tidaknya DNA virus Corona. Tes PCR menganalisis DNA atau RNA (materi genetik virus) yang ada dalam virus.
Kesimpulannya, rapid test dilakukan untuk skrining, sedangkan PCR Swab untuk diagnosa pasti.
2. Sampel Rapid Test dengan PCR Swab Berbeda
Perbedaan rapid test dan PCR swab lainnya adalah dari jenis sampel yang diambil. Cara uji rapid test dilakukan dengan menggunakan sampel darah. Metodenya dengan memeriksa virus dengan antobodi IgG dan IgM yang ada di dalam darah.
Antibodi tersebut terbentuk dalam tubuh penderita yang terinfeksi virus. Pada penderita COVID-19, jumlah IgG dan IgM dalam tubuh akan bertambah. Jadi, jika hasilnya reaktif, ada kemungkinan orang tersebut terinfeksi corona.
Oleh karena rapid test hanyalah skrining awal, orang yang hasil rapid testnya reaktif harus menjalani pemeriksaan lanjutan, yaitu PCR swab test.
Seperti yang sudah diterangkan sebelumnya, PCR swab dilakukan dengan mengambil sampel lendir di dalam hidung maupun tenggorokan. Dua area tersebut adalah tempat virus menggandakan diri.
PCR swab dinilai lebih akurat karena virus corona akan menempel di dalam hidung maupun tenggorokan saat masuk ke dalam tubuh. Hasil PCR swab inilah yang menentukan apakah seseorang benar-benar terinfeksi virus corona atau tidak.
3. Orang yang Diprioritaskan untuk Rapid Test dan PCR Swab
Alat rapid test dan PCR swab yang terbatas membuat tidak semua orang bisa dites. Hanya orang-orang tertentu yang berisiko terkena COVID-19 saja yang diprioritaskan untuk melakukan test.
Berikut adalah kriteria orang yang dapat melakukan rapid test:
- Orang dalam pemantauan (ODP) yang demam ≥38°C atau memiliki gejala gangguan sistem pernapasan, seperti pilek, batuk, dan sesak napas, serta memiliki riwayat perjalanan atau tinggal di area transmisi lokal, baik di Indonesia maupun luar negeri
- Orang yang memiliki riwayat kontak dengan pasien dalam pengawasan (PDP)
- Orang yang memiliki riwayat kontak dengan pasien yang terkonfirmasi atau kemungkinan besar positif COVID-19
- Masyarakat dengan risiko tertular paling tinggi, seperti petugas kesehatan di rumah sakit
- Masyarakat yang bekerja di puskesmas atau klinik, serta masyarakat dengan profesi yang interaksi sosialnya tinggi (TNI, polisi, pejabat publik, ulama, petugas bandara, atau pedagang pasar)
Sementara itu, inilah orang-orang yang membutuhkan PCR swab test:
- Orang dalam pemantauan (ODP)
- Pasien dalam pengawasan (PDP)
- Orang yang memiliki kontak erat dengan pasien COVID-19
- Pasien dengan hasil rapid test yang positif/reaktif
4. Perbedaan Waktu Hasil Pemeriksaan
Perbedaan rapid test dan PCR swab juga bisa dilihat dari lamanya waktu sampai hasil pemeriksaan keluar.
Rapid test hanya membutuhkan waktu 10-15 menit untuk mengetahui hasilnya. Sementara PCR swab membutuhkan waktu beberapa jam hingga beberapa hari untuk mengetahui hasilnya.
5. Kelebihan dan Kekurangan Rapid Test dan PCR Swab
Rapid test dan PCR swab memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Rapid test tentu saja memiliki kelebihan dalam hal kecepatan dan kemudahannya. Rapid test bisa jadi alternatif untuk mendata orang-orang yang membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut.
Kekurangan rapid test adalah hanya bisa menguji ada tidaknya virus dalam tubuh, tapi tidak bisa langsung mendiagnosis apakah virus tersebut benar-benar COVID-19.
Kelebihan PCR swab test adalah keakuratannya dalam mendeteksi virus corona. Kekurangannya, hasil pemeriksaannya membutuhkan waktu yang lama dan prosedurnya sedikit lebih rumit.
6. Bedanya Prosedur Pemeriksaan Rapid Test dan PCR Swab
Bedanya rapid test dan PCR swab yang terakhir adalah cara prosedur tesnya. Prosedur rapid test dimulai dengan mengambil sampel darah dari ujung jari. Kemudian, darah tersebut akan diteteskan ke alat rapid test.
Terus, cairan untuk menandai antibodi juga akan ikut diteteskan di alat test. Hasil dapat dilihat pada garis yang muncul setelah 10-15 menit.
Prosedur PCR swab test corona sendiri jauh lebih rumit dibandingkan rapid test. Prosedur swab test dengan metode PCR adalah tenaga kesehatan akan memasukkan alat swab berbentuk cotton bud ke dalam area belakang hidung.
Alat seperti cotton bud tersebut akan disapukan untuk mengambil cairan atau lendir di area belakang hidung. Setelah itu, alat swab akan dimasukkan ke dalam tabung khusus dan ditutup.
Sampel tersebut lalu akan dikirim ke laboratorium untuk diperiksa menggunakan teknik PCR. PCR sendiri adalah teknik pemeriksaan untuk mencocokkan DNA atau RNA yang dimiliki virus.
DNA atau RNA pada sampel swab tersebut kemudian akan direplikasi atau digandakan sebanyak mungkin. Kemudian, akan dicocokkan dengan susunan DNA SARS-COV2 sebagai template.
Kalau cocok, pasien yang diambil sampel lendirnya tersebut berarti positif terinfeksi COVID-19. Jika tidak cocok, berarti orang tersebut negatif Covid-19.
Itulah kira-kira enam bedanya rapid test dengan PCR swab. Jangan tunda pemeriksaan jika kamu mengalami gejala demam ≥38°C, pilek, batuk, atau sesak napas.
Yuk, jaga kebersihan dan kesehatan tubuh dengan mengkonsumsi makanan yang bergizi, istirahat yang cukup, serta olahraga yang teratur supaya nanti bisa jalan-jalan lagi bareng AntaVaya setelah pandemi COVID-19 berakhir. Setuju?